"Perjalanan Kehidupan Yang tak Mungkin Terlupakan"
Sebuah kenyataan tiap peristiwa yang kita lalui kan terukir dan menjadi pelajaran berharga menuju proses yang Terbaik.
Minggu, 16 September 2018
Jagoan Tak Berdaya di Meja Operasi
01/09/18
Karna hari ini olahraga...alhamdulillaah barokallaah makanan sampe 3 box untuk tiap guru.
Dengan lahap yang kami makan adalah nasi padang dengan porsi 2 centong menurut kami. Minum teh madu..lezat dan nikmat...hingga sore saat privat kuhabiskan box sabana dengan saus. Menjelang maghrib perut sudah merasa kembung. Tapi sostel dan baso udang begitu menggoda. Kulahap ia dan melanjutkannya dirumah berharap dirumah ada mamah dan adik utk ikut merasakan nikmatnya sostel dan baso udang yang kubawa. Tapi, menjelang jam9 malam perutku semakin tidak enak, sepeerti banyak gas dan tidak mampu mengolah semua makanan yang kulahap hari ini. Hingga akhirnya, seperti yang sudah sudah...aku mengira asam lambungku naik, mual tapi tidak bisa muntah..sakitnya semakin terasa hingga aku muntah pada jam11.30..tidak ada orang yang bisa kumintai tolong sakitnya semakin perih seperti di peras..memegang hp saja aku gemetar. Sampai akhirnya aku sanggup memessage adikku untuk membelikan polysilane..alhamdulillaah adikku pulang dan segera membelikannya.setelah minum polysilane pukul 02.30 pagi...aku berhasil terlelap. Hingga pagi menjelang kucoba bangun nyatanya perutku semakin sakit...muter kekanan, bawah, kiri, atas..tak karuan...memasukan makananpun sangat sakit, tidurpun hanya bisa terlentang di kasur tak bisa menghadap kanan maupun kiri, ke kamar mandipun harus sekuat tenaga menahan sakit. Itu berlangsung hingga hari minggu..aku langsung minum ranitidine obat yang biasa ku minum jika perutku sakit seperti ini. Tetap saja kondisiku tidak berubah, hanya lebih kuat berjalan dibanding hari sabtu.
03/09/18
Pagi ini aku haid ternyata, perutku sebelah kiri semakin sakit. Kukira ini hanya sakit perut haid yang sejam dua jam normal kembali. Nyatanya perutku semakin sakit setelah minum jus melon, karna 2 hari tidak bisa masuk apa apa kecuali air putih. Sakitnya semakin kekanan..mamah sudah khawatir dengan kondisiku yang pucat. Akhirnya habis maghrib aku mandi dan memutuskan ke IGD Rawamangun. Setelah diperiksa aku dinyatakan usus buntu dan harus operasi. Karna hari pertama haid, dokter bedah tidak mengizinkan langsung operasi maka dijadwalkan pada hari ke 5 untuk operasi. Maka hari itu aku hanya mendapat suntikan antibiotik dan nyeri. Dan boleh pulang dengan meminum obat selama belum operasi. Kondisiku membaik setelah minum obat dari sana. Makanan sedikit sedikit spt kentang dan telur juga jus masuk ke perut walau masih nyeri bahkan bisa buang air besar. Tapi tetap saja perutku terasa sakit dan fokus kesebelah kanan.
05/09/18
Pagi ini aku konsultasi ke dokter bedah yaitu Dr. Valery di RS. Rawamangun dan menjadwalkan operasi hari jumat tanggal 7. Dengan diagnosa peronitis umum dengan appendicular mass + TB on OAT (IV)..artinya aku terdiagnosa infeksi bakteri lapisan dinding dan peradangan usus buntu dan TB masa pengobatan bulan ke 4.
06/09/18
Aku sudah siap utk di Rawat dan ke RS. Rawamangun untuk booking kamar. Ternyata sampainya disana semua kamar masih penuh. Sedangkan kondisiku sudah tak tahan...nyerinya tak kunjung hilang. Naik motor pelan saja sakit. Suster yang melihat kondisiku menyarankan utk pindah RS saja masuk IGD persahabatan karna jika menunggu kamar kosong dan belum jelas khawatir kondisiku semakin parah. Dengan persetujuan Dr. Valery akupun diperbolehkan cancel jadwal. Kuputuskan ke IGD persahabatan setelah ashar bersama adikku oji. Sampai disana akupun segera ditangani.setelah konsultasi dokter IGD dengan diagnosa kemungkinan besar usus buntu. Pukul 04.30 suster mengambil sampel darah dan urine utk ke lab. Jam17.30 tanganku di infus dengan tusukan jarum berkali kali karna darahku tak keluar. Sampai akhirnya harus lewat arteri yang sakitnya seperti disetrum. Sakit sekali...aku baru merasakan sakitnya diinfus. Pokoknya ga enak deh.
Mulailah perjalanan periksa darah, urine, rontgen, bedah dilakukan hingga bagian obgin. Setelah diperiksa ternyata memang ada kista 3 cm di rahimku..menurut dokter itu tidak bahaya karna aku belum menikah dan hamil. Namun hasil fotonya memang ada granjulan. Jam11 malam dokter Liem sbg dokter bedahku kembali menanyakan keadaan perutku..dan masih sama perut sebelah kanan dan kiriku sakit. Kuyakinkan diri apakah ini memang usus buntu, dan dokter liem dgn raut tidak meyakinkan bilang "kemungkinan besar usus buntu, tapi nanti kita lihat pas operasi ya!". Aku hanya bs pasrah dg kondisiku sambil memperbanyak zikir. Hari semakin malam dan aku mulai mengantuk menunggu persiapan operasi. Jam1.30 malam suster meyakinkanku dan memberitahu operasi akan berlangsung. Jam2 aku masuk R.operasi yang begitu dingin hanya selimut yang menutupi tubuh ini. Aku tak membuka mata karna aku menahan sakit dan ngantuk. Operasipun dimulai. Dokter hanya menyuntikanku bius spinal yang mematikan rasa dari pinggang sampai kaki. Segala obat disuntikan lewat infusku. Sakit..tapi, apa daya tubuh ini sudah pasrah. Semua yang dikatakan dokter dan suara pembedahan ku terdengar dengan jelas.Aku tak bisa membayangkan apa yang dilakukan dokter dengan isi perutku. Ternyata usus buntuku baik baik saja, namun ususku lengket dan memang terjadi inflamasi. Usus buntuku ttp dipotong. Namun dokter belum menemukan apa yang dicari hingga membuat si pasien sakit. Dokter hampir menyerah, dan menelfon bagian obgin untuk datang ke ruang operasi. Dan kadar biuspun mulai menurun. Aku mulai merasakan sakitnya ditarik tarik. Akupun meringis mengucapkan sakit. Dokterpun langsung membius total diri ini. Aku tak tau tepatnya jam berapa operasi selesai yang jelas tubuhku menggigil tak henti henti walau 3 selimut sudah dipakaikan dan Nacl yg dipanaskan diletakan ditubuhku.
Jam8 aku dikeluarkan dari R.Operasi agar terkena matahari. Sampai akhirnya aku dibawa ke Kamar inap bedah. Tubuhku masih kedinginan..wajahku pucat pasi seperti mayat hidup. Pengaruh obat bius membuatku masih kesakitan dan dingin. Mataku tak mampu membuka..hanya bisa meringis kesakitan dan lemas tak berdaya hingga jam4 sore. Dokter obgin yang mengecek kondisikupun hanya memeriksa bekas operasiku. Tubuhku berganti suhu menjadi demam...semakin malam semakin demam,hingga mama harus mengompresku..perlahan suhu tubuhku mulai turun. Aku tak diperbolehkan minum sama sekali harus puasa hingga hari minggu pagi.
08/09/18
Keadaanku mulai membaik setelah suhu tubuhku normal. namun hb darahku masih rendah yaitu 2. Hingga tanganku harus kembali dikorbankan utk diambil darahnya guna ke lab. Dokter wisnu (*cool lhoh dokternya..๐) datang dan mengecek kondisiku dan mengatakan padaku bahwa ususku memang megalami inflamasi, namun saat operasi ditemukan nanah yang sudah menyebar dibelakang rahim dan indung telur. Dan dokter menyebutnya operasi laboratomi explorasi. Nanah itu disedot dan dibersihkan. Dokter menenangkanku bahwa operasi ini tinggal pemulihan saja. Tak lama jam8 dokter sulaiman (*yg ini ganteng,baik dan berwibawa๐
) datang dan mengecek kondisiku. Seperti dokter wisnu, dr. Sulaiman mengatakan hal yang hampir serupa namun ia bilang usus buntuku ttp dipotong karna peradangan dan ususku lengket jadi hanya dibersihkan saja.๐
Well...
Seorang Holidah yang biasa jengukin orang sakit dan nungguin orang sakit. Orang yang selalu menjaga kondisi tubuh dan sering nasehatin orang soal makanan dan kebersihan juga kesehatan akhirnya jatuh di meja operasi dan sekarang lemah tak berdaya karna serangan bakteri didalam tubuh. Dan selama ini ternyata penyebab perutku sakit, tipes dan bakteri mudah masuk adalah karna infeksi didalam tubuhku yang sdh mulai menyebar. Oiya diagnosa hasil rumah sakit aku operasi adalah "Abdominal Pain en Appendecitis with tuba ovarium abses" yaitu nyeri perut disertai inflamasi di usus buntu dan nanah di rahim dan indung telur.
Satu persatu teman temanku mulai menjengukku. Mulai dari Ani yang datang pas operasi masih berlangsung. Fera, ibad, bu puji, Indah, mertua muzlif, Rusma, Bu Fit, ka fat dan mba pi, binaan ex bekasi nanad, ratna, anisa,juga keluargaku. Setiap malam oji yang standby menjagaku. Alhamdulillaah adikku ini cukup sabar menjagaku. Karna setiap malam aku harus batuk dan itu sakit. Akupun kembali demam saat malam.adikkupun yang mengompres. Semoga Allah mempermudah urusan dan segera mengabulkan harapan harapanmu adikku yang baik hati dan tidak sombong rajin menabung dan suka menolong.๐
10/09/18
Alhamdulillaah hari minggu kemarin drain dan kateter aku udah dilepas. Lebih nyaman, walau harus berusaha yang namanya jadi bayi gede. Yaitu, pipis di pampers...oh GOD..hal paling annoying banget.Berusaha tapi ga bisa sampe akhirnya itu baru akan keluar jika kantung kemih udah penuh.๐
Dan alhamdulillaah siang ini aku udah boleh minum susu๐. MasyaAllaah susu Rumah sakit enak bangeet (*maybe efek ga boleh makan sampe 5 hari kali yaa..๐) itu susu nikmat banget tiada tara. Setengah jam langsung abis karna minumnya ga boleh sekaligus. Well..Dokter jaga datang dan mengganti perbanku da bilang kalau hari ini aku udah boleh pulang. Alhamdulillaah aku udah bisa duduk walau masih harus sekuat tenaga bangunnya. Tapi tanganku sampai detik ini bekas infusan masih keram dan agak pegal.maklum, abis diambilin darahnya di hampir seluruh area agar darahnya keluar. Dan kebetulan ada adik adik orenji yang datang bisa bantuin bawa barang pas pulang. Dirumahpun perwakilan tetangga pada jengukin (*jazakillaah khoiir mba uti, Mba Desi, Mama sri udah nengokin dan doain biar cepet sembuh),temen badaris Erma dan ima,siti, titis, ce iyya, Ayu, ada wahdah juga.
Jazakumullaah ahsanul jaza untuk para suster yang dari awal bantu ngecek aku, infus aku, dorong dorong aku untuk bantu cek sana sini.Para dokter bedah dan obgyn aku yang udah sabar ngecek kondisi aku. Para suster yang sabar dan ontime cek kondisi aku sampe aku mau pulang. Keluarga, tetangga serta saudara saudariku yang udah jenguk maupun mendoakan. Semoga pekerjaan kalian terus di ridhoi Allah, dimudahkan urusannya,selalu diberi kesehatan dan kesabaran ..yang belom dapat jodoh segera dapet jodoh. yang sudah berkeluarga semoga semakin di rahmati Allah dan dipermudah di dunia dan di akhirat.aamiin yaa robbal 'alamin..
So...Jaga kebersihan dan kesehatan selalu guys. Karna, sakit itu ga enak pake banget. Tapi, kalau kita udah yakin sama Qodarullaah..sakit dinikmatin dan disyukuri aja...jarang jarang kan seorang holidah 2 minggu lebih ga keluar rumah dan di kamar aja, ga ngapa ngapain...laya leye dikasur๐
. Temen pada silaturahim dan ngedoain..walaupun masih harus sekuat tenaga untuk berjalan cepat, duduk dengan sigap...berdiri dengan sempurna untuk bisa beraktifitas seperti sedia kala.InsyaAllah pemulihan itu berangsur angsur akan segera terjadi..aamiin๐
Rabu, 25 Januari 2017
Long Journey to be found you..
Aku telah melalui 3 kali proses dengan mereka yang awalnya memberi harapan..namun ternyata memang hanya sekedar harapan yang menguji sebuah proses ketawakalan atas ikhtiar mencari sahabat setia dalam mendampingi hidup. Menggenapkan separuh din dan meluruskan tulang rusuk yang bengkok ini. Namun semua itu untuk meluruskan niat karna-Nya.
Dengan yang pertama..Agustus 2011 tepatnya. Saat usiaku 22 tahun..yang tak pernah terpikirkan dalam hidupku untuk memikirkan pernikahan..aku mengenal yang namanya proses ta'aruf. Aku mendapatkan CV dari sahabatku. Dan ternyata ia adalah orang yg sangat aku kenal dengan baik dan dekat sekali denganku. Kegalauan yang tiada pernah terjadi hingga akhirnya aku menyatakan yakin untuk melanjutkannya. Tapi, hanya sampai tahap murobbi dan pada akhirnya aku memaksakan untuk tidak yakin hingga Allah sesuai dengan prasangkaku..kami tidak berjodoh..2 bulan proses...1 bln kemudian cancel, karena sang ibu yang sedang sakit parah itu belum merstui anaknya menikah. Proses mengelola hati yang terlanjur menerima dan yakin disertai rasa saling mencintai itu harus ku kubur , karena telah membuat separuh hidupku bagaikan tak ingin bergerak lagi menjalani kehidupan. Sempat terperangkap perasaan yang syaithan trs bisikkan di hati dan pikiran untuk menerima menunggunya hingga bbrp bulan tahun depan. Tapi aku menolak, karena aku takut ikatan menunggu itu hanya membuat kami lalai dan memperkeruh hati. Alhamdulillaah, pada akhirnya aku bisa bangkit dari kekecewaan dan keterpurukan ini perlahan demi perlahan..mencoba pasrah dan tawakal..memperbaiki diri dan kembali fokus dengan amanahku ditingkat kampus saat itu. Hingga akhirnya ia memilih menerima tawaran orang lain yang sekarang telah menjadi jodohnya. Aku tak kaget...karana aku telah mengkondisikan diriku selama 7 bulan setelahnya untuk menerima takdir apapun kedepannya. Aku dan sahabat lainnyapun membantu mempersiapkan pernikahannya. Walau jadi sedikit canggung, ia tetaplah saudaraku seiman dan sahabat kami, dan aku bahagia melihatnya bahagia. Ingatlah mencintai dan membenci karena Allah takkan membuatmu kecewa, dan aku percaya itu. Kamipun masih bersahabat hingga detik ini, masalalu itu biarlah menjadi hikmah dan sejarah untuk kami. Tak perlu diungkit , cukup dengan menjalani persahabatan karna Allah.
Yang keduapun datang. Saat itu usiaku 23 tahun dan ia 9 tahun lbih tua diatasku. Kami kenal di medsos sebagai teman diskusi 2 bulan sebelum yang pertama itu melangsungkan pernikahan, disaat hati ini berusaha mengumpulkan lagi kepingannya utk disusun kembali. Ternyata yang kedua ini benar2 mengajakku utk serius. Hingga akupun istikhoroh dan meyakinkan diri untuk mencoba berta'aruf dengannya 2 bulan setelah pernikahan orang pertama. Tahap dari Murobbi ke murobbi dan ta'aruf personalpun lancar. Hingga sampai tahap ia bertemu dengan orangtuaku dan aku bertemu dengan keluarganyapun lancar.Tinggal pertemuan keluarga untuk menentukan waktu untuk lamaran dan pernikahan. Namun tiba2 ia menghilang tak berkabar hampir 2 bulan lebih. Aku bagaikan sarang burung yang tergantung diantara pepohonan. Sungguh perasaan seperti dipermaikan itu akhirnya muncul dan membuatku tak bisa tenang. Padahal aku telah yakin dan menerima apapun kekurangan & kelebihan yg ada padanya. Setelah pas 3 bulan. Aku memutuskan cancel karena tak ada kejelasan apapun darinya untuk melnjutkan atau tidak.
November 2013 pun berakhir. Sungguh kecewa aku terhadap semua laki2. Pandanganku mulai cuek dengan kata ta'aruf dan cenderung menjauhi dan menganggap semua laki2 sama. Dan tak ada yang bisa dipercaya kata-katanya. Hingga aku memutuskan untuk membahagiakan diri dengan melakukan yang aku suka, hobby yang sejak lama tertunda, yaitu naik gunung. bercengkrama dengan alam..bersama mereka yang tak perlu membawa kesedihan,menikmati Alam ciptaan Tuhan yang tiada habis keindahanNya dengan jutaan pujian sekalipun. Melupakan ujian yang menyedihkan dan menciptakan kekuatan utk selalu bangkit dan siap dengan Ujian selanjutnya.
2014 hingga pertengahan 2015 benar2 kunikmati hobbyku. Mengenal banyak orang yang baru dan ku banyak mengambil pelajaran dari mereka. MasyaAllah nikmat mana yang kau dustakan. Walau diantara selipan hari ada saja laki2 menyapa dan berniat serius. Tak hanya satu atau dua tapi beberapa..semua tak ada yang ku gubris...dan tak perlu ku jauhi karena tak ada untungnya juga buatku. Merusak pertemanan hanya karna jatuh hati. Biarlah mereka paham bagaimana mengelola hati..dan berhadapan dengan orang sepertiku. Jika memang serius silahkan penuhi kriteria pendamping yang kuinginkan..lalu temui orangtuaku dan bawa orangtuamu melamar kerumah. See...tantangan itu bisa membuatku sedikit aman dari laki2 yang hanya takjub dengan keindahan wanita dan rasa ingin memiliki saja. Sekalipun ada yang menyanggupi..sungguh tak bisa dipercaya perilakunya. Jikalah pertemanan dan cara berkomunikasiku membuat nyaman laki2. Itu urusan mereka..inilah aku apa adanya..dengan gayaku, tingkahku dan caraku menanggapi kalian wahai kaum adam. Yang memang tanpa sengaja ada pd diriku. Cuek dan santai. Pun tak selalu kalian nyaman juga untukku..jikalah memang saling nyaman, itu karena kebutuhan antara laki2 dan wanita dlm berkawan. Tidak lebih dan jangan baperan. Satu sisi, hobbiku dinilai pelarian kegagalan...yah bisa jadi, terserah orang mau berpendapat apa. Yang penting ga ngerugiin orang dan ga keluar dari koridorNya. Orangtuapun selalu menagihku untuk segera menikah ..karena tanpa sadar usiaku sudah menginjak 26 tahun di 2015 ini. Ditambah kekecewaan padaku yang 2x gagal menikah. Hingga adik bungsuku yg berniat menikahpun blm diizinkan karena kakak wanitanya belum menikah.
Hingga pertengahan tahun 2016 dibulan mei tepatnya. saat usiaku 27 tahun..murobbi memintaku untuk bertukar cv dengan ikhwan yang akan dijodohkan denganku. Aku sempat ragu untuk kembali kenal dengan yg namanya ta'aruf karena takut dikecewakan lagi. Namun aku kembali diyakinkan oleh Allah untuk mencobanya. Kuberikanlah CV ku. Sempat menunggu 2 minggu untuk tau siapa yang dijodohkan.memasuki awal juni Masuklah CV seorang ikhwan yang selama ini dekat, sering berkomunikasi dan menjalani aktifitas bersama denganku yang tak pernah kuduga dalam benakku sedikitpun. Langsung teringat peristiwaku dengan ta'aruf yang pertama..akupun ragu dan sangat takut. Aku berusaha menolak..namun, Allah mengarahkan hatiku untuk melanjutkan untuk berta'aruf dengannya. Sayang saat itu ikhwan itu sdg terkena musibah sakit yang cukup lama. Hingga proses ta'aruf inipun terpending 2 bln lamanya. Hingga sakitnyapun mulai membaik walaupun blm sembuh total..menjelang akhir agustus kami melanjutkan proses ta'aruf ini. Proses ta'aruf via murobbi untuk personal dan saling berkunjung utk berkenalan dengan orang tua secara personalpun lancar. Hingga akhirnya orangtuanyapun silaturahim kerumah untuk bertemu keluargaku. Aku sudah penuh keyakinan dan harapan yang begitu berbunga2. Begitu juga dengan orangtuaku..mereka terlihat bahagia sekali. Walaupun satu sisi aku juga sudah siap jika memang tidak berjodoh. Namun, yang kuharapkan akan ada waktu penentuan lamaran dan pernikahan..lagi2 hanya mimpi. Orangtuanya datang dan menyatakan didepan orangtuaku untuk menunggu sampai kaka pertama si ikhwan menikah. Bahkan kaka pertamanya tanpa malu memperlihatkan keinginanan pernikahannya yang mewah didepan keluargaku. Harapanku kembali hening..kecewa bercampur bingung, sedih dan malu. Terutama pada keluargaku. Sungguh bukan itu yang kuharapkan dari pertemuan keluarga. Kata menunggu yang tak pernah ada kepastian jika tidak dipastikan. Akhirnya akupun memberikan waktu 1 bulan untuk mengkondisikan kepastian lamaran dari keluarganya kepadaku. Namun, lagi-lagi kecewa yang kudapatkan. Orangtuanya tak bisa memberi kepastian kapan mau melamarku, karena kakanya belum juga menemukan jodohnya dalam 1 bulan itu. Tepat di awal Desember kamipun mengakhiri proses ini. Desemberkupun kembali penuh awan kelabu.
1 tahun berlalu tak ada tanda2 ia akan kembali.Entahlah...2017 ini usiaku akan menginjak 28 tahun. Aku sudah tak ingin fokus kesana..orangtuaku memang masih berharap diantara ke 2 dan ke 3 adalah jodohku. Tapi, apa yang bs kulakukan. Rasanya tak mungkin kubertanya kepada mereka masihkah berniat menikah denganku. Terlalu sulit.....Aku hanya bisa berdoa agar diberikan pendamping yang terbaik untuk menjadi imamku dan keluargaku, terbaik untuk agamaku, terbaik untuk da'wah dan tarbiyahku. walaupun keinginan memiliki pendamping hidup itu kuat. Aku hanya bisa berdoa semampuku. Mungkin ke 3 orang itu memang bukan yang terbaik untukku. Atau tepatnya..aku bukanlah wanita yang terbaik untuk mereka. Hingga Akhirnya awal 2017 ini...adik bungsukulah yang usianya baru 23 tahun yang memang Allah telah dekatkan jodohnya..bukan aku. InsyaAllah ia akan menikah dengan wanita yg tlh dijodohkan dengannya oleh murobbinya..dan akan menikah di akhir januari ini. Semoga Allah mudahkan dan lancarkan. Aamiin
Biarlah orang berkata apa. Yang penting aku turut berbahagia. Jodoh Allah yang siapkan & tentukan sesuai kebutuhan hamba2nya dengan orang yang tepat dan waktu yang tepat.☺
Sekian.
Jakarta, 25 Januari 2017.
Sabtu, 15 Oktober 2016
Dirmu Bukan Orang Lain..
Terkadang kita harus tertawa sendiri melihat skenarioNya..
Kadang kita harus bersedih sendiri ketika yang diharapkan sedang tak sejalan dgn skenarioNya.
Bahkan pasrah ketika arah sudah tak tertentu dan berharap yang terbaik atas skenarioNya.
Padahal, kita hidup untuk menyaksikan dan menyiapkan bekal dikehidupan selanjutnya.
Namun, dunia begitu menggoda utk menyaksikan hidup orang lain yang Indah dihadapan kita.
Sehingga, membuat kita ingin seperti hidup orang lain.
Walaupun merasakan keindahan hidup orang lain terkadang juga membuat kita bahagia.
Tapi, kenyataannya adalah hidup kita untuk kita sendiri walaupun harus berbagi didalamnya...
Kita sering mendengar jadilah diri sendiri. Hei...! Bahkan kita saja masih harus mendidik diri menjadi baik hingga ajal menjelang, karna kita tidak bisa sesempurna Nabiullaah...
lalu, jadi diri sendiri yang seperti apakah yang ingin kau tanam dalam hidupmu sebagai bekal kehidupan?
Ah tidak....kurasa bukan hanya itu....!
Hidup kita pun bergantung pada tujuan hidup kita.
Jika tujuan kita bahagia dunia & akhirat dengan beribadah kepadaNya, maka kehidupan itu akan kita jalani dengan penuh perjuangan bagaimana cara mendapatkannya sbg bentuk ibadah. Tanpa harus melihat orang lain.
Karna ibadah kita tidak untuk orang lain bukan?
Maka kita akan menyaksikan bahwa dunia ini indah untuk berbekal di akhirat jika kau menikmatinya,
bersabar & bersyukur didalamnya dan mencegah kecewa utk mendapat keikhlasan atas smua skenarioNya,
juga berpasrah diri untuk mendapatkan RidhoNya.
Kadang, kita terlalu cepat mengunggah benci ketika terlalu sering kecewa.
Kita terlalu cepat merasa suka ketika terlalu membuatku nyaman.
Benar ..jika antara benci dan suka itu tipis, karna keduanya menyelimuti hatimu selalu...sehingga kita akan terus dihadapakan pada kenyamanan dan kekecewaan.
Kita selalu berusaha memaafkan dan berjuang melawan apa yang tak Seharusnya mengganggu pikiran dan hati kita.
Namun, kita terlalu lemah jika nyatanya kita bercermin. Dan merasa kuat jika bercermin pd yang lain.
Kadang, kenyamanan dan kekecewaan hanyalah pilihan yang cenderung membuatmu stag dan tak mampu lagi melaju.
Tapi, aku lupa...harusnya aku lakukan semua karna Allah..mencintai dan membenci karna Allah.
Hingga kau akan trs nyaman walau harus kecewa..karna yang kau lakukan adalah Lillah..
Hingga suatu saat cinta dariNyalah yang kau dapat.
Indahnya jika Malaikat dan penduduk langitpun turut mencintaimu bukan?
Maka, kejarlah terus cintaNya, agar yang kau rasa adalah kenyamanan karna RahmatNya dan RidhoNya.
Karena kesempatan dalam hidupmu terlalu sedikit dibandingkan kelalaian yang terus mengiringi perjalanan untuk berbekal di akhir kematian nanti. wallohu'alam bisshowwab...
Bisakah kembali??
Guratan kecewa itu kembali tergores bahkan sakitnya tak kunjung hilang..
bagaimana aku bisa bertahan jika pada akhirnya kau menjadi tak lbh baik?
Haruskah rasa bersalah ini trs menghantui setiap saat?
Bagaimana aku harus bersikap, jika sebagai temanpun ku tak mampu...???
Pada akhirnya aku hanya bisa menjadi penyair di hadapan Tuhanku.
Tak bisa berbuat apa apa...hanya bait bait harapan untuknya agar selalu dilindungiNya..
Walau hati ini tertatih untuk kembali tegar..
mata ini tak bs setegar hati ini..ia adalah kesedihan yang tak bisa lagi terbendung.
Ku coba menepis harapan untuk tetap kuat..
Bagaimana bisa kau berkali2 meninggalkan kekecewaan ?
Tak merasakah dirimu dengan semua yang kau lakukan itu tak hanya mengecewakan?
lalu, dimana sebuah perbaikan sebagai seorang hamba?
dimana ikhitiar seorang hamba untuk selalu mengedepankan urusan orang lain dari pada kepentingan dan masalahnya sendiri??
Tuhan...bagaimana aku bisa berlari jika kakiku saja selalu terjerembab dalam setiap melangkah?
Tuhan...bagaiman aku tersenyum jika hati yang penuh nafsu ini selalu menghantui ikhlasku!
Tuhan...aku ingin saudara2ku kembali bersamaku di jalan-Mu..
Tuhan...bantu kami jauh dari segala yang menjauhkan kami padaMu..
Bantu kami...berlari meninggalkan semua yang mengahalangi tujuan kami kepadaMu...
Jikalah kami tak bisa bersama, izinkanlah kami tetap bersaudara...
Jangan biarkan kami terlena pada hati kami yang tak condong pada-Mu.
buatlah kami sadar hakikat kami hanya sebagai manusia yang hanya bisa berusaha dan belajar ikhlas dalam beramal...
yang selalu berharap pada Rahmat dan hidayah-Mu selalu dalam meraih Ridho-Mu.
Senin, 04 April 2016
lelah
Lelah...perjalanan mencari kepastian memang melelahkan.bahkan sulit hingga detik ini membuka hati lagi.
Ketakutan akan sebuah kehancuran pertemanan selalu menyapaku..
Kau tau bukan betapa sedihnya diabaikan karna mrncari makna perlindungan atas nama kebaikan.
Aku tak pernah berharap kembali pada satu harapan yang ingin sama-sama kita capai. Aku hanya ingin dapat kembali berkawan seperti dulu walaupun rasanya aneh. Tapi, itu lebih baik bagiku dari pada kuharus membuka diri untuk sekedar menyapa atau mengisi Dan meretakkannya kembali. Aku tak mau member I harapan pd selanjutnya ..maka lebih baik aku diam Dan tak menggubris mereka yg ingin berharap padaku.
Dan kini senja tak lagi sama. Bolehkah aku khawatir? Jika kalian saja seperti itu,.bagaimana dengan yang lain. Dan aku kembali lelah..semangatku hilang untuk bergabung dengan yang lain. Aku terlalu takut memulai lagi ..
Selasa, 12 Januari 2016
Anastesikah dirimu?
Kau tau apa yang paling membuatku sebal dan mulai tak peduli?
yaitu saat aku harus kehilangan untuk kesekian kalinya, dimana tak semudah itu mengumpulkan sebuah keberanian, kesanggupan menerima resiko dan penerimaan dengan segenap rasa. Dan ketika semua itu sudah ku genggam ..harus kubuang begitu saja ,karena hanya membuat luka dan kecewa mengotori hati.
lalu, satu persatu kembali menyapa..ya hanya sekedar menyapa untuk mengetahui respon ku. sedangkan mereka bukanlah orang-orang yang tak seharokah dan sefikroh denganku... rasanya aku ingin mulai tak peduli dengan semua itu. Yang aku inginkan adalah bebas,,bebas dari semua beban pikiran ini. Karena kuharus melibatkan orang-orang yang yang ada didhidupku untuk ini. Dan aku tak ingin orang-orang yang kusayangi inkut terbebani.walau ku tau ku ingin ada yang mengikatku..aku harus tak memperdulikan perasaankuini. aku hanya bisa tersenyum lebar....dan kembali bertanya..haruskah kujatuhkan genggaman ikatan itu pada orang yang tak seharokah denganku, dengan yang tak sefikroh denganku dan...mungkin aku memang sudah menyerah???
Mencoba untuk fokus dengan semua impian yang lain...tapi,semua seolah buyar ketika kecewa itu hadir lagi,, semangatku hilang, pikiranku kacau...kau seolah racun yang menghalangi kesehatanku. Anstesimu terlalu berdosis rendah dan tak mampu lagi membuatku tenangkan diri. Semoga Allah mengampuniku dan sellau membimbingku untuk terus berjiwa besar dan ikhlas dengan skenarioNya. Semangatlaah...
Aku ingin tetap menjadi bunga yang mewarnai keindahan sekelilingnya...walau kutau, waktu takkan menunggu lama dengan warna dan indahnya.
Senin, 11 Januari 2016
Detakmu
Tiba-tiba aku terdampar ditepian waktu.
Berdetak hidup dengan menyebutkan sebuah nama, seperti meledekku saja.
Mengingatkan aku bahwa dia telah melebur, pada salah satu detikmu.
Mengingatkan aku akan sela yang membuatku kembali berjarak.
Menghantamku saat aku mencoba untuk membuatmu berjalan mundur.
Harusnya kupatahkan kedua jarummu saja!
Agar aku tak ingat akan berapa lama penantian yang harus kuulang
Agar aku tenang duduk menunggu diantara deretan angka tanpa makna,
Untuk menjemputnya…
menjemput harapan yang lama bersemayam dilubuk hati dan selalu ditepis olehmu disebuah kenyataan..
Jika udara adalah media,
aku ingin mengukir nafasku disana.
Meluapkan apapun yang aku rasa, membingkisnya dalam bentuk nama
Saat ia menghirupnya, aku harap ia akan tahu bahwa ada sebuah nyawa yang bersarang disana.
Menunggu untuk di tiupkan kembali dalam wujud nyata. Secepatnya.”
Terlalu dini untuk sakit hati.
Ada cerita yang belum siap patah lagi.
Ada malam yang terus menolak sepi
Terlalu dini untuk tersesat lagi.
Ada langkah yang lelah mencari
Ada nafas yang terengah dan menggema di sanubari
Terlalu dini untuk kehilangan .
Ada damba yang tak ingin lepas
Ada rindu…ridu yang menghujam sebuah rasa.
mendamba sebuah pertemuan yang indah dalam ikatan suci
meraih asa karena ilahi.
Langganan:
Komentar (Atom)