Sebuah kenyataan tiap peristiwa yang kita lalui kan terukir dan menjadi pelajaran berharga menuju proses yang Terbaik.
Rabu, 25 Januari 2017
Long Journey to be found you..
Aku telah melalui 3 kali proses dengan mereka yang awalnya memberi harapan..namun ternyata memang hanya sekedar harapan yang menguji sebuah proses ketawakalan atas ikhtiar mencari sahabat setia dalam mendampingi hidup. Menggenapkan separuh din dan meluruskan tulang rusuk yang bengkok ini. Namun semua itu untuk meluruskan niat karna-Nya.
Dengan yang pertama..Agustus 2011 tepatnya. Saat usiaku 22 tahun..yang tak pernah terpikirkan dalam hidupku untuk memikirkan pernikahan..aku mengenal yang namanya proses ta'aruf. Aku mendapatkan CV dari sahabatku. Dan ternyata ia adalah orang yg sangat aku kenal dengan baik dan dekat sekali denganku. Kegalauan yang tiada pernah terjadi hingga akhirnya aku menyatakan yakin untuk melanjutkannya. Tapi, hanya sampai tahap murobbi dan pada akhirnya aku memaksakan untuk tidak yakin hingga Allah sesuai dengan prasangkaku..kami tidak berjodoh..2 bulan proses...1 bln kemudian cancel, karena sang ibu yang sedang sakit parah itu belum merstui anaknya menikah. Proses mengelola hati yang terlanjur menerima dan yakin disertai rasa saling mencintai itu harus ku kubur , karena telah membuat separuh hidupku bagaikan tak ingin bergerak lagi menjalani kehidupan. Sempat terperangkap perasaan yang syaithan trs bisikkan di hati dan pikiran untuk menerima menunggunya hingga bbrp bulan tahun depan. Tapi aku menolak, karena aku takut ikatan menunggu itu hanya membuat kami lalai dan memperkeruh hati. Alhamdulillaah, pada akhirnya aku bisa bangkit dari kekecewaan dan keterpurukan ini perlahan demi perlahan..mencoba pasrah dan tawakal..memperbaiki diri dan kembali fokus dengan amanahku ditingkat kampus saat itu. Hingga akhirnya ia memilih menerima tawaran orang lain yang sekarang telah menjadi jodohnya. Aku tak kaget...karana aku telah mengkondisikan diriku selama 7 bulan setelahnya untuk menerima takdir apapun kedepannya. Aku dan sahabat lainnyapun membantu mempersiapkan pernikahannya. Walau jadi sedikit canggung, ia tetaplah saudaraku seiman dan sahabat kami, dan aku bahagia melihatnya bahagia. Ingatlah mencintai dan membenci karena Allah takkan membuatmu kecewa, dan aku percaya itu. Kamipun masih bersahabat hingga detik ini, masalalu itu biarlah menjadi hikmah dan sejarah untuk kami. Tak perlu diungkit , cukup dengan menjalani persahabatan karna Allah.
Yang keduapun datang. Saat itu usiaku 23 tahun dan ia 9 tahun lbih tua diatasku. Kami kenal di medsos sebagai teman diskusi 2 bulan sebelum yang pertama itu melangsungkan pernikahan, disaat hati ini berusaha mengumpulkan lagi kepingannya utk disusun kembali. Ternyata yang kedua ini benar2 mengajakku utk serius. Hingga akupun istikhoroh dan meyakinkan diri untuk mencoba berta'aruf dengannya 2 bulan setelah pernikahan orang pertama. Tahap dari Murobbi ke murobbi dan ta'aruf personalpun lancar. Hingga sampai tahap ia bertemu dengan orangtuaku dan aku bertemu dengan keluarganyapun lancar.Tinggal pertemuan keluarga untuk menentukan waktu untuk lamaran dan pernikahan. Namun tiba2 ia menghilang tak berkabar hampir 2 bulan lebih. Aku bagaikan sarang burung yang tergantung diantara pepohonan. Sungguh perasaan seperti dipermaikan itu akhirnya muncul dan membuatku tak bisa tenang. Padahal aku telah yakin dan menerima apapun kekurangan & kelebihan yg ada padanya. Setelah pas 3 bulan. Aku memutuskan cancel karena tak ada kejelasan apapun darinya untuk melnjutkan atau tidak.
November 2013 pun berakhir. Sungguh kecewa aku terhadap semua laki2. Pandanganku mulai cuek dengan kata ta'aruf dan cenderung menjauhi dan menganggap semua laki2 sama. Dan tak ada yang bisa dipercaya kata-katanya. Hingga aku memutuskan untuk membahagiakan diri dengan melakukan yang aku suka, hobby yang sejak lama tertunda, yaitu naik gunung. bercengkrama dengan alam..bersama mereka yang tak perlu membawa kesedihan,menikmati Alam ciptaan Tuhan yang tiada habis keindahanNya dengan jutaan pujian sekalipun. Melupakan ujian yang menyedihkan dan menciptakan kekuatan utk selalu bangkit dan siap dengan Ujian selanjutnya.
2014 hingga pertengahan 2015 benar2 kunikmati hobbyku. Mengenal banyak orang yang baru dan ku banyak mengambil pelajaran dari mereka. MasyaAllah nikmat mana yang kau dustakan. Walau diantara selipan hari ada saja laki2 menyapa dan berniat serius. Tak hanya satu atau dua tapi beberapa..semua tak ada yang ku gubris...dan tak perlu ku jauhi karena tak ada untungnya juga buatku. Merusak pertemanan hanya karna jatuh hati. Biarlah mereka paham bagaimana mengelola hati..dan berhadapan dengan orang sepertiku. Jika memang serius silahkan penuhi kriteria pendamping yang kuinginkan..lalu temui orangtuaku dan bawa orangtuamu melamar kerumah. See...tantangan itu bisa membuatku sedikit aman dari laki2 yang hanya takjub dengan keindahan wanita dan rasa ingin memiliki saja. Sekalipun ada yang menyanggupi..sungguh tak bisa dipercaya perilakunya. Jikalah pertemanan dan cara berkomunikasiku membuat nyaman laki2. Itu urusan mereka..inilah aku apa adanya..dengan gayaku, tingkahku dan caraku menanggapi kalian wahai kaum adam. Yang memang tanpa sengaja ada pd diriku. Cuek dan santai. Pun tak selalu kalian nyaman juga untukku..jikalah memang saling nyaman, itu karena kebutuhan antara laki2 dan wanita dlm berkawan. Tidak lebih dan jangan baperan. Satu sisi, hobbiku dinilai pelarian kegagalan...yah bisa jadi, terserah orang mau berpendapat apa. Yang penting ga ngerugiin orang dan ga keluar dari koridorNya. Orangtuapun selalu menagihku untuk segera menikah ..karena tanpa sadar usiaku sudah menginjak 26 tahun di 2015 ini. Ditambah kekecewaan padaku yang 2x gagal menikah. Hingga adik bungsuku yg berniat menikahpun blm diizinkan karena kakak wanitanya belum menikah.
Hingga pertengahan tahun 2016 dibulan mei tepatnya. saat usiaku 27 tahun..murobbi memintaku untuk bertukar cv dengan ikhwan yang akan dijodohkan denganku. Aku sempat ragu untuk kembali kenal dengan yg namanya ta'aruf karena takut dikecewakan lagi. Namun aku kembali diyakinkan oleh Allah untuk mencobanya. Kuberikanlah CV ku. Sempat menunggu 2 minggu untuk tau siapa yang dijodohkan.memasuki awal juni Masuklah CV seorang ikhwan yang selama ini dekat, sering berkomunikasi dan menjalani aktifitas bersama denganku yang tak pernah kuduga dalam benakku sedikitpun. Langsung teringat peristiwaku dengan ta'aruf yang pertama..akupun ragu dan sangat takut. Aku berusaha menolak..namun, Allah mengarahkan hatiku untuk melanjutkan untuk berta'aruf dengannya. Sayang saat itu ikhwan itu sdg terkena musibah sakit yang cukup lama. Hingga proses ta'aruf inipun terpending 2 bln lamanya. Hingga sakitnyapun mulai membaik walaupun blm sembuh total..menjelang akhir agustus kami melanjutkan proses ta'aruf ini. Proses ta'aruf via murobbi untuk personal dan saling berkunjung utk berkenalan dengan orang tua secara personalpun lancar. Hingga akhirnya orangtuanyapun silaturahim kerumah untuk bertemu keluargaku. Aku sudah penuh keyakinan dan harapan yang begitu berbunga2. Begitu juga dengan orangtuaku..mereka terlihat bahagia sekali. Walaupun satu sisi aku juga sudah siap jika memang tidak berjodoh. Namun, yang kuharapkan akan ada waktu penentuan lamaran dan pernikahan..lagi2 hanya mimpi. Orangtuanya datang dan menyatakan didepan orangtuaku untuk menunggu sampai kaka pertama si ikhwan menikah. Bahkan kaka pertamanya tanpa malu memperlihatkan keinginanan pernikahannya yang mewah didepan keluargaku. Harapanku kembali hening..kecewa bercampur bingung, sedih dan malu. Terutama pada keluargaku. Sungguh bukan itu yang kuharapkan dari pertemuan keluarga. Kata menunggu yang tak pernah ada kepastian jika tidak dipastikan. Akhirnya akupun memberikan waktu 1 bulan untuk mengkondisikan kepastian lamaran dari keluarganya kepadaku. Namun, lagi-lagi kecewa yang kudapatkan. Orangtuanya tak bisa memberi kepastian kapan mau melamarku, karena kakanya belum juga menemukan jodohnya dalam 1 bulan itu. Tepat di awal Desember kamipun mengakhiri proses ini. Desemberkupun kembali penuh awan kelabu.
1 tahun berlalu tak ada tanda2 ia akan kembali.Entahlah...2017 ini usiaku akan menginjak 28 tahun. Aku sudah tak ingin fokus kesana..orangtuaku memang masih berharap diantara ke 2 dan ke 3 adalah jodohku. Tapi, apa yang bs kulakukan. Rasanya tak mungkin kubertanya kepada mereka masihkah berniat menikah denganku. Terlalu sulit.....Aku hanya bisa berdoa agar diberikan pendamping yang terbaik untuk menjadi imamku dan keluargaku, terbaik untuk agamaku, terbaik untuk da'wah dan tarbiyahku. walaupun keinginan memiliki pendamping hidup itu kuat. Aku hanya bisa berdoa semampuku. Mungkin ke 3 orang itu memang bukan yang terbaik untukku. Atau tepatnya..aku bukanlah wanita yang terbaik untuk mereka. Hingga Akhirnya awal 2017 ini...adik bungsukulah yang usianya baru 23 tahun yang memang Allah telah dekatkan jodohnya..bukan aku. InsyaAllah ia akan menikah dengan wanita yg tlh dijodohkan dengannya oleh murobbinya..dan akan menikah di akhir januari ini. Semoga Allah mudahkan dan lancarkan. Aamiin
Biarlah orang berkata apa. Yang penting aku turut berbahagia. Jodoh Allah yang siapkan & tentukan sesuai kebutuhan hamba2nya dengan orang yang tepat dan waktu yang tepat.☺
Sekian.
Jakarta, 25 Januari 2017.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar