Sebuah kenyataan tiap peristiwa yang kita lalui kan terukir dan menjadi pelajaran berharga menuju proses yang Terbaik.
Selasa, 12 Januari 2016
Anastesikah dirimu?
Kau tau apa yang paling membuatku sebal dan mulai tak peduli?
yaitu saat aku harus kehilangan untuk kesekian kalinya, dimana tak semudah itu mengumpulkan sebuah keberanian, kesanggupan menerima resiko dan penerimaan dengan segenap rasa. Dan ketika semua itu sudah ku genggam ..harus kubuang begitu saja ,karena hanya membuat luka dan kecewa mengotori hati.
lalu, satu persatu kembali menyapa..ya hanya sekedar menyapa untuk mengetahui respon ku. sedangkan mereka bukanlah orang-orang yang tak seharokah dan sefikroh denganku... rasanya aku ingin mulai tak peduli dengan semua itu. Yang aku inginkan adalah bebas,,bebas dari semua beban pikiran ini. Karena kuharus melibatkan orang-orang yang yang ada didhidupku untuk ini. Dan aku tak ingin orang-orang yang kusayangi inkut terbebani.walau ku tau ku ingin ada yang mengikatku..aku harus tak memperdulikan perasaankuini. aku hanya bisa tersenyum lebar....dan kembali bertanya..haruskah kujatuhkan genggaman ikatan itu pada orang yang tak seharokah denganku, dengan yang tak sefikroh denganku dan...mungkin aku memang sudah menyerah???
Mencoba untuk fokus dengan semua impian yang lain...tapi,semua seolah buyar ketika kecewa itu hadir lagi,, semangatku hilang, pikiranku kacau...kau seolah racun yang menghalangi kesehatanku. Anstesimu terlalu berdosis rendah dan tak mampu lagi membuatku tenangkan diri. Semoga Allah mengampuniku dan sellau membimbingku untuk terus berjiwa besar dan ikhlas dengan skenarioNya. Semangatlaah...
Aku ingin tetap menjadi bunga yang mewarnai keindahan sekelilingnya...walau kutau, waktu takkan menunggu lama dengan warna dan indahnya.
Senin, 11 Januari 2016
Detakmu
Tiba-tiba aku terdampar ditepian waktu.
Berdetak hidup dengan menyebutkan sebuah nama, seperti meledekku saja.
Mengingatkan aku bahwa dia telah melebur, pada salah satu detikmu.
Mengingatkan aku akan sela yang membuatku kembali berjarak.
Menghantamku saat aku mencoba untuk membuatmu berjalan mundur.
Harusnya kupatahkan kedua jarummu saja!
Agar aku tak ingat akan berapa lama penantian yang harus kuulang
Agar aku tenang duduk menunggu diantara deretan angka tanpa makna,
Untuk menjemputnya…
menjemput harapan yang lama bersemayam dilubuk hati dan selalu ditepis olehmu disebuah kenyataan..
Jika udara adalah media,
aku ingin mengukir nafasku disana.
Meluapkan apapun yang aku rasa, membingkisnya dalam bentuk nama
Saat ia menghirupnya, aku harap ia akan tahu bahwa ada sebuah nyawa yang bersarang disana.
Menunggu untuk di tiupkan kembali dalam wujud nyata. Secepatnya.”
Terlalu dini untuk sakit hati.
Ada cerita yang belum siap patah lagi.
Ada malam yang terus menolak sepi
Terlalu dini untuk tersesat lagi.
Ada langkah yang lelah mencari
Ada nafas yang terengah dan menggema di sanubari
Terlalu dini untuk kehilangan .
Ada damba yang tak ingin lepas
Ada rindu…ridu yang menghujam sebuah rasa.
mendamba sebuah pertemuan yang indah dalam ikatan suci
meraih asa karena ilahi.
Langganan:
Komentar (Atom)