Sebuah kenyataan tiap peristiwa yang kita lalui kan terukir dan menjadi pelajaran berharga menuju proses yang Terbaik.
Sabtu, 15 Oktober 2016
Dirmu Bukan Orang Lain..
Terkadang kita harus tertawa sendiri melihat skenarioNya..
Kadang kita harus bersedih sendiri ketika yang diharapkan sedang tak sejalan dgn skenarioNya.
Bahkan pasrah ketika arah sudah tak tertentu dan berharap yang terbaik atas skenarioNya.
Padahal, kita hidup untuk menyaksikan dan menyiapkan bekal dikehidupan selanjutnya.
Namun, dunia begitu menggoda utk menyaksikan hidup orang lain yang Indah dihadapan kita.
Sehingga, membuat kita ingin seperti hidup orang lain.
Walaupun merasakan keindahan hidup orang lain terkadang juga membuat kita bahagia.
Tapi, kenyataannya adalah hidup kita untuk kita sendiri walaupun harus berbagi didalamnya...
Kita sering mendengar jadilah diri sendiri. Hei...! Bahkan kita saja masih harus mendidik diri menjadi baik hingga ajal menjelang, karna kita tidak bisa sesempurna Nabiullaah...
lalu, jadi diri sendiri yang seperti apakah yang ingin kau tanam dalam hidupmu sebagai bekal kehidupan?
Ah tidak....kurasa bukan hanya itu....!
Hidup kita pun bergantung pada tujuan hidup kita.
Jika tujuan kita bahagia dunia & akhirat dengan beribadah kepadaNya, maka kehidupan itu akan kita jalani dengan penuh perjuangan bagaimana cara mendapatkannya sbg bentuk ibadah. Tanpa harus melihat orang lain.
Karna ibadah kita tidak untuk orang lain bukan?
Maka kita akan menyaksikan bahwa dunia ini indah untuk berbekal di akhirat jika kau menikmatinya,
bersabar & bersyukur didalamnya dan mencegah kecewa utk mendapat keikhlasan atas smua skenarioNya,
juga berpasrah diri untuk mendapatkan RidhoNya.
Kadang, kita terlalu cepat mengunggah benci ketika terlalu sering kecewa.
Kita terlalu cepat merasa suka ketika terlalu membuatku nyaman.
Benar ..jika antara benci dan suka itu tipis, karna keduanya menyelimuti hatimu selalu...sehingga kita akan terus dihadapakan pada kenyamanan dan kekecewaan.
Kita selalu berusaha memaafkan dan berjuang melawan apa yang tak Seharusnya mengganggu pikiran dan hati kita.
Namun, kita terlalu lemah jika nyatanya kita bercermin. Dan merasa kuat jika bercermin pd yang lain.
Kadang, kenyamanan dan kekecewaan hanyalah pilihan yang cenderung membuatmu stag dan tak mampu lagi melaju.
Tapi, aku lupa...harusnya aku lakukan semua karna Allah..mencintai dan membenci karna Allah.
Hingga kau akan trs nyaman walau harus kecewa..karna yang kau lakukan adalah Lillah..
Hingga suatu saat cinta dariNyalah yang kau dapat.
Indahnya jika Malaikat dan penduduk langitpun turut mencintaimu bukan?
Maka, kejarlah terus cintaNya, agar yang kau rasa adalah kenyamanan karna RahmatNya dan RidhoNya.
Karena kesempatan dalam hidupmu terlalu sedikit dibandingkan kelalaian yang terus mengiringi perjalanan untuk berbekal di akhir kematian nanti. wallohu'alam bisshowwab...
Bisakah kembali??
Guratan kecewa itu kembali tergores bahkan sakitnya tak kunjung hilang..
bagaimana aku bisa bertahan jika pada akhirnya kau menjadi tak lbh baik?
Haruskah rasa bersalah ini trs menghantui setiap saat?
Bagaimana aku harus bersikap, jika sebagai temanpun ku tak mampu...???
Pada akhirnya aku hanya bisa menjadi penyair di hadapan Tuhanku.
Tak bisa berbuat apa apa...hanya bait bait harapan untuknya agar selalu dilindungiNya..
Walau hati ini tertatih untuk kembali tegar..
mata ini tak bs setegar hati ini..ia adalah kesedihan yang tak bisa lagi terbendung.
Ku coba menepis harapan untuk tetap kuat..
Bagaimana bisa kau berkali2 meninggalkan kekecewaan ?
Tak merasakah dirimu dengan semua yang kau lakukan itu tak hanya mengecewakan?
lalu, dimana sebuah perbaikan sebagai seorang hamba?
dimana ikhitiar seorang hamba untuk selalu mengedepankan urusan orang lain dari pada kepentingan dan masalahnya sendiri??
Tuhan...bagaimana aku bisa berlari jika kakiku saja selalu terjerembab dalam setiap melangkah?
Tuhan...bagaiman aku tersenyum jika hati yang penuh nafsu ini selalu menghantui ikhlasku!
Tuhan...aku ingin saudara2ku kembali bersamaku di jalan-Mu..
Tuhan...bantu kami jauh dari segala yang menjauhkan kami padaMu..
Bantu kami...berlari meninggalkan semua yang mengahalangi tujuan kami kepadaMu...
Jikalah kami tak bisa bersama, izinkanlah kami tetap bersaudara...
Jangan biarkan kami terlena pada hati kami yang tak condong pada-Mu.
buatlah kami sadar hakikat kami hanya sebagai manusia yang hanya bisa berusaha dan belajar ikhlas dalam beramal...
yang selalu berharap pada Rahmat dan hidayah-Mu selalu dalam meraih Ridho-Mu.
Senin, 04 April 2016
lelah
Lelah...perjalanan mencari kepastian memang melelahkan.bahkan sulit hingga detik ini membuka hati lagi.
Ketakutan akan sebuah kehancuran pertemanan selalu menyapaku..
Kau tau bukan betapa sedihnya diabaikan karna mrncari makna perlindungan atas nama kebaikan.
Aku tak pernah berharap kembali pada satu harapan yang ingin sama-sama kita capai. Aku hanya ingin dapat kembali berkawan seperti dulu walaupun rasanya aneh. Tapi, itu lebih baik bagiku dari pada kuharus membuka diri untuk sekedar menyapa atau mengisi Dan meretakkannya kembali. Aku tak mau member I harapan pd selanjutnya ..maka lebih baik aku diam Dan tak menggubris mereka yg ingin berharap padaku.
Dan kini senja tak lagi sama. Bolehkah aku khawatir? Jika kalian saja seperti itu,.bagaimana dengan yang lain. Dan aku kembali lelah..semangatku hilang untuk bergabung dengan yang lain. Aku terlalu takut memulai lagi ..
Selasa, 12 Januari 2016
Anastesikah dirimu?
Kau tau apa yang paling membuatku sebal dan mulai tak peduli?
yaitu saat aku harus kehilangan untuk kesekian kalinya, dimana tak semudah itu mengumpulkan sebuah keberanian, kesanggupan menerima resiko dan penerimaan dengan segenap rasa. Dan ketika semua itu sudah ku genggam ..harus kubuang begitu saja ,karena hanya membuat luka dan kecewa mengotori hati.
lalu, satu persatu kembali menyapa..ya hanya sekedar menyapa untuk mengetahui respon ku. sedangkan mereka bukanlah orang-orang yang tak seharokah dan sefikroh denganku... rasanya aku ingin mulai tak peduli dengan semua itu. Yang aku inginkan adalah bebas,,bebas dari semua beban pikiran ini. Karena kuharus melibatkan orang-orang yang yang ada didhidupku untuk ini. Dan aku tak ingin orang-orang yang kusayangi inkut terbebani.walau ku tau ku ingin ada yang mengikatku..aku harus tak memperdulikan perasaankuini. aku hanya bisa tersenyum lebar....dan kembali bertanya..haruskah kujatuhkan genggaman ikatan itu pada orang yang tak seharokah denganku, dengan yang tak sefikroh denganku dan...mungkin aku memang sudah menyerah???
Mencoba untuk fokus dengan semua impian yang lain...tapi,semua seolah buyar ketika kecewa itu hadir lagi,, semangatku hilang, pikiranku kacau...kau seolah racun yang menghalangi kesehatanku. Anstesimu terlalu berdosis rendah dan tak mampu lagi membuatku tenangkan diri. Semoga Allah mengampuniku dan sellau membimbingku untuk terus berjiwa besar dan ikhlas dengan skenarioNya. Semangatlaah...
Aku ingin tetap menjadi bunga yang mewarnai keindahan sekelilingnya...walau kutau, waktu takkan menunggu lama dengan warna dan indahnya.
Senin, 11 Januari 2016
Detakmu
Tiba-tiba aku terdampar ditepian waktu.
Berdetak hidup dengan menyebutkan sebuah nama, seperti meledekku saja.
Mengingatkan aku bahwa dia telah melebur, pada salah satu detikmu.
Mengingatkan aku akan sela yang membuatku kembali berjarak.
Menghantamku saat aku mencoba untuk membuatmu berjalan mundur.
Harusnya kupatahkan kedua jarummu saja!
Agar aku tak ingat akan berapa lama penantian yang harus kuulang
Agar aku tenang duduk menunggu diantara deretan angka tanpa makna,
Untuk menjemputnya…
menjemput harapan yang lama bersemayam dilubuk hati dan selalu ditepis olehmu disebuah kenyataan..
Jika udara adalah media,
aku ingin mengukir nafasku disana.
Meluapkan apapun yang aku rasa, membingkisnya dalam bentuk nama
Saat ia menghirupnya, aku harap ia akan tahu bahwa ada sebuah nyawa yang bersarang disana.
Menunggu untuk di tiupkan kembali dalam wujud nyata. Secepatnya.”
Terlalu dini untuk sakit hati.
Ada cerita yang belum siap patah lagi.
Ada malam yang terus menolak sepi
Terlalu dini untuk tersesat lagi.
Ada langkah yang lelah mencari
Ada nafas yang terengah dan menggema di sanubari
Terlalu dini untuk kehilangan .
Ada damba yang tak ingin lepas
Ada rindu…ridu yang menghujam sebuah rasa.
mendamba sebuah pertemuan yang indah dalam ikatan suci
meraih asa karena ilahi.
Langganan:
Komentar (Atom)