Selasa, 14 Februari 2012

Keresahanmu Bukti kepedulianmu atas amanahmu

Rasulullah saw. bersabda, “Tiada iman pada orang yang tidak menunaikan amanah; dan tiada agama pada orang yang tidak menunaikan janji.” (Ahmad dan Ibnu Hibban)

Amanah adalah kata yang sering dikaitkan dengan kekuasaan dan materi. Namun sesungguhnya kata amanah tidak hanya terkait dengan urusan-urusan seperti itu. Secara syar’i, amanah bermakna: menunaikan apa-apa yang dititipkan atau dipercayakan. Itulah makna yang terkandung dalam firman Allah swt.: “Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk menunaikan amanah-amanah kepada pemiliknya; dan apabila kalian menetapkan hukum di antara manusia hendaklah kalian menetapkan hukum dengan adil.” (An-Nisa: 58)

Ayat di atas menegaskan bahwa amanah tidak melulu menyangkut urusan material dan hal-hal yang bersifat fisik. Kata-kata adalah amanah. Menunaikan hak Allah adalah amanah. Memperlakukan sesama insan secara baik adalah amanah. Ini diperkuat dengan perintah-Nya: “Dan apabila kalian menetapkan hukum di antara manusia hendaklah kalian menetapkan hukum dengan adil.” Dan keadilan dalam hukum itu merupakan salah satu amanah besar.

Itu juga diperjelas dengan sabda Rasulullah saw., “Setiap kalian adalah pemimpin dan karenanya akan diminta pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya. Amir adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Lelaki adalah pemimpin di tengah keluarganya dan ia akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Seorang wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan atas anak-anaknya dan ia akan diminta pertanggungjawaban tentangnya. Seorang hamba adalah pemimpin atas harta tuannya dan ia akan diminta pertanggungjawaban tentang itu. Dan setiap kalian akan diminta pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya.” (Muttafaq ‘Alaih)

Dan Allah swt. berfirman: “Sesungguhnya Kami menawarkan amanah kepada langit, bumi, dan gunung-gunung. Namun mereka menolak dan khawatir untuk memikulnya. Dan dipikullah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zhalim lagi amat bodoh.” (Al-Ahzab 72)

Dari nash-nash Al-Qur’an dan sunnah di atas nyatalah bahwa amanah tidak hanya terkait dengan harta dan titipan benda belaka. Amanah adalah urusan besar yang seluruh semesta menolaknya dan hanya manusialah yang diberikan kesiapan untuk menerima dan memikulnya. Jika demikian, pastilah amanah adalah urusan yang terkait dengan jiwa dan akal. Amanah besar yang dapat kita rasakan dari ayat di atas adalah melaksanakan berbagai kewajiban dan menunaikannya sebagaimana mestinya.

Macam-macam amanah :
1. amanah fitrah;Allah menjadikan fitrah manusia senantiasa cenderung kepada tauhid,
kebenaran, dan kebaikan.(Al-A’raf: 172)
fitrah bisa saja terselimuti kepekatan hawa nafsu dan penyakit-penyakit jiwa
(hati). Untuk itulah manusia harus memperjuangkan amanah fitrah tersebut agar
fitrah tersebut tetap menjadi kekuatan dalam menegakkan kebenaran. Perkuat
tarbiyah kita dan pahami bi'ah sekitar kita.

2. amanah taklif syar’i (amanah yang diembankan oleh syari’at).
Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah telah menetapkan fara-idh
(kewajiban-kewajiban), maka janganlah kalian mengabaikannya; menentukan batasan-
batasan (hukum), maka janganlah kalian melanggarnya; dan mendiamkan beberapa hal
karena kasih sayang kepada kalian dan bukan karena lupa.” (hadits shahih)

3. amanah menjadi bukti keindahan Islam.
Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa yang menggariskan sunnah yang baik maka dia
mendapatkan pahalanya dan pahala orang-orang rang yang mengikutinya tanpa
mengurangi pahalanya sedikit pun.” (Hadits shahih)

4. amanah dakwah; Seorang muslim bukanlah orang yang merasa puas dengan keshalihan
dirinya sendiri. Ia akan terus berusaha untuk menyebarkan hidayah Allah kepada
segenap manusia. Amanah ini tertuang dalam ayat-Nya: “Serulah ke jalan Rabbmu
dengan hikmah dan nasihat yang baik.” (An-Nahl: 125)
Rasulullah saw. juga bersabda, “Jika Allah memberi petunjuk kepada seseorang
dengan usaha Anda, maka hal itu pahalanya bagi Anda lebih dibandingkan dengan
dunia dan segala isinya.” (al-hadits)

5. amanah untuk mengukuhkan kalimatullah di muka bumi.
“Allah telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya
kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami
wahyukan kepada Ibrahim, Musa, dan Isa, yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah
kalian berpecah-belah tentangnya.” (Asy-Syura: 13)

6. amanah tafaqquh fiddin (mendalami agama).
“Tidaklah sepatutnya bagi orang-orang yang beriman itu pergi semuanya (ke medan
perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa
orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama.” (At-Taubah: 122)

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2007/05/171/amanah

Yaa ternyata amanah itu berat sekali...dan ketika kita merasakan keresahan amanah kita dalam kondisi gejolak da'wah yang terkadang membuat kita merasa tidak sanggup menjaga dan menjalaninya,,membuat semangat da'wah menjadi turun, futur semakin ngeluyur mndakati diri yang imannya sedang kabur, hingga saat kita sudah tak sanggup dengan keadaan diri,,membuat kita makin tercebur..dan nyaman dengan ketidak amanahan....maka sesungguhnya apa yang kau miliki saat ini dan kau hadapi saat ini..itu adalah amanah dari Allah..sebagaimana sebuah ujian ketika kita ingin menaikkan levelisasi..amanah adalah satu-satunya yang dapat menjaga kita jika kita berusaha meredam keresahan dengan diringi dengan tawadhu dan tawazhun pada Sang Pemberi Amanah didunia.....
Dan bersabarlah dan teruslah berusaha bangkit dalam menunaikan amanah-amanah yang sedang kau hadapi saat ini..karena itu bukti kepedulianmu atas amanahmu..semoga Allah memberi punggung yang kuat , kejernihan pikiran dan kebeningan hati untuk menjalaninya..bukan karena kesomabongan diri karena merasa besar dengan amanah yang didapat..tapi karena ia akan dimintai pertanggung jawabanNya di akhirat kelak..

wallohu'alam bisshowwab
SALAM SEMANGAT.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar