Selasa, 27 April 2010

Allah menciptakan kura-kura untuk mengingatkakn kita agar kita selalu perlahan dan hati-hati dalam mengambil keputusan.

Semut untuk mengingatkan kita agar selalu memperhatikan hal-hal kecil yang begitu berarti.

Langit untuk mengingatkan kita untuk selalu mengingat dan berdo'a padaNya

Teman untuk menunjukkan betapa indahnya hidup ini karena persaudaraan,,,dan betapa berartinya mereka dalam hidup kita....

Terima kasih saudara/i ku yang kucintai yang telah banyak membantuku dalam mewarnai hidup ini untuk selalu tertuju padaNya...terimakasih ya Allah,,,engkau begitu baik menciptakan semua itu tanpa cacat sedikitpun...yang ada hanya Kesempurnaan yang tiada Tara atas segalanya.....membuat kita terus berfikir dan berfikir menuju Dirimu......dan kuhanya bisa berdo'a

" Ya Allah kumohon Ridhomu sesudah keputusanMu,,Kesejukan setelah Kematian,,,Kelezatan memandangMu dan Kerinduan Memandang wajahMu.."

Orang-orang yang didoakan malaikat

1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci.
Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa ‘Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci".
(Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/37)

2. Orang yang sedang duduk menunggu waktu shalat.
Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah salah seorang diantara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya ‘Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia’"
(Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Muslim no. 469)

3. Orang - orang yang berada di shaf barisan depan di dalam shalat berjamaah.
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang - orang) yang berada pada shaf - shaf terdepan"
(Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra’ bin ‘Azib ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud I/130)

4. Orang - orang yang menyambung shaf pada sholat berjamaah
(tidak membiarkan sebuah kekosongan di dalam shaf).
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang - orang yang menyambung shaf - shaf"
(Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/272)

5. Para malaikat mengucapkan ‘Amin’ ketika seorang Imam selesai membaca Al Fatihah.
Rasulullah SAW bersabda, "Jika seorang Imam membaca ‘ghairil maghdhuubi ‘alaihim waladh dhaalinn’, maka ucapkanlah oleh kalian ‘aamiin’, karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu"
(Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Bukhari no. 782)

6. Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat.
Rasulullah SAW bersabda, "Para malaikat akan selalu bershalawat kepada salah satu diantara kalian selama ia ada di dalam tempat shalat dimana ia melakukan shalat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata, ‘Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia"
(Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, Al Musnad no. 8106, Syaikh Ahmad Syakir menshahihkan hadits ini)

7. Orang - orang yang melakukan shalat shubuh dan ‘ashar secara berjama’ah.
Rasulullah SAW bersabda, "Para malaikat berkumpul pada saat shalat shubuh lalu para malaikat ( yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat ‘ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga shalat ‘ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, ‘Bagaimana kalian meninggalkan hambaku?’, mereka menjawab, ‘Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat"
(Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Al Musnad no. 9140, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir)

8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan.
Rasulullah SAW bersabda, "Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata ‘aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan’"
(Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummud Darda’ ra., Shahih Muslim no. 2733)

9. Orang - orang yang berinfak.
Rasulullah SAW bersabda, "Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata, ‘Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak’. Dan lainnya berkata, ‘Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit’"
(Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Bukhari no. 1442 dan Shahih Muslim no. 1010)

10. Orang yang sedang makan sahur.
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang - orang yang sedang makan sahur"
(Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, meriwayaatkan dari Abdullah bin Umar ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhiib wat Tarhiib I/519)

11. Orang yang sedang menjenguk orang sakit.
Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh"
(Imam Ahmad meriwayatkan dari ‘Ali bin Abi Thalib ra., Al Musnad no. 754, Syaikh Ahmad Syakir berkomentar, "Sanadnya shahih")

12. Seseorang yang sedang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.
Rasulullah SAW bersabda, "Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah diantara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain"
(Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily ra., dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Kitab Shahih At Tirmidzi II/343)

Sumber Tulisan Oleh : Syaikh Dr. Fadhl Ilahi (Orang - orang yang Didoakan Malaikat, Pustaka Ibnu Katsir, Bogor, Cetakan Pertama, Februari 2005

Senin, 12 April 2010

G E m B A L A

Seorang anak penggembala begitu asyik menikmati hijaunya padang rumput dari atas punggung seekor kerbau. Sesekali, ia menepuk punggung sang kerbau yang berjalan lambat mengikuti kendalinya. Kemana pun arah yang dituju si anak gembala, kerbau mengikuti dengan berjalan lambat, berhenti sebentar, dan berjalan lagi.

Suatu hari, ayah si anak gembala kerbau membawakannya seekor kuda. Postur sang kuda lumayan bagus: tinggi tegap, sehat, dengan bulu berwarna coklat kemilau.

“Ayah akan mengajarkanmu bagaimana mengendarai kuda, anakku,” ujar sang ayah sambil tersenyum mendapati keceriaan sang anak.

Hanya dengan beberapa kali putaran, si anak gembala merasa yakin mampu mengendalikan laju sang kuda. Dan, mulailah hari-hari kesibukannya yang berbeda dengan hari sebelumnya.

Kini, si anak gembala tidak lagi menunggangi seekor kerbau yang lamban, berhenti, dan lagi-lagi berjalan lamban. Saat ini, ia sedang berada di atas tubuh seekor kuda yang bergerak gesit, cekatan, dan siap berlari kencang kapan pun si anak gembala mau.

Tapi, ada yang aneh yang dirasakan sang kuda terhadap perlakuan si anak gembala. Si anak gembala akan marah seraya memecut sang kuda ketika ia tidak mau berjalan lamban, berhenti, dan berjalan lamban. Padahal, si anak gembala tidak lagi sedang berada di atas kerbau yang tidak mampu berlari cepat, apalagi melompati pagar.
**

Seorang pemimpin, di mana pun level dan jenis kepemimpinannya, adalah juga seorang pengendali. Pemimpinlah yang mengendalikan arah, kecepatan, dan ritme gerak orang-orang atau organisasi yang ia pimpin.

Terkadang, tanpa disadari sang pemimpin, orang-orang yang ia kendalikan punya potensi bergerak dan bermanuver lebih canggih dari apa yang dibayangkan sang pemimpin.

Namun kadang, seperti halnya si anak gembala, justru sang pemimpin tidak nyaman ketika organisasi dan orang-orang yang ia pimpin mampu bermanuver di luar kebiasaan dan selera yang diinginkan. (muhammadnuh@eramuslim.com)

S A K U R A


Saat ini, masyarakat Jepang sedang berpesta menikmati keindahan bunga sakura. Hanami istilahnya.
bunga kebanggaan rakyat Jepang.


Ekspresi orang Jepang dalam mengagumi sakura. Ada tiga orang nenek-nenek Jepang. Salah satu dari mereka berusaha meraih dahan sakura yang rendah dan berseru,”Kirei ne!” yang artinya duh, cantiknya.

Saya heran karena mereka kan tinggal di Jepang, dan bunga ini mekar setiap tahun. Kenapa mereka takjub terhadap sesuatu yang setiap tahun muncul, dan bukan lima tahun sekali.

Sosok Bunga Sakura. Sebenarnya sakura adalah bunga yang sederhana. Bentuknya mungil, kelopaknya halus warnanya pun merah muda pucat. Tidak seperti bunga mawar yang merekah indah, elegan dan berwarna cerah. Sakura begitu berbeda. Dia begitu bersahaja. Namun itu kalau kita melihatnya secara individual. Akan berbeda halnya jika kita melihat sakura yang bergerombol. Tampak indah dan anggun sekali. Tergantung di dahan-dahan, baik tinggi maupun rendah. Menghiasi taman-taman, jalan-jalan kota, bahkan tepian sungai. Seakan berlomba-lomba memamerkan keindahannya. Ya! Sakura baru terlihat indah kalau dia bergerombol. Kalau dia `berjamaah`.

Prinsip ini sangat sesuai dengan kita, para manusia. Apalah artinya kita, kalo cuma seorang diri. Jati diri kita sebagai manusia baru terasa kalau ada orang lain. Kita baru merasa berguna jika kita menolong orang lain. Begitupun dalam mengerjakan sesuatu. Memasak misalnya, sayurnya mesti ada yang menanam, mesti ada yang menjual di pasar. Pancinya juga mesti kita beli dulu. Artinya kita memerlukan orang lain. Dalam dunia kerja prinsip ini lebih kentara lagi, antara satu divisi dengan divisi lain saling berkaitan dan saling membutuhkan. Tidak bisa kita mengklaim divisi kita yang paling berjasa. Tanpa dukungan divisi yang lain, apa artinya?

Jadi, sakura juga melambangkan kekompakan. Suatu prinsip hidup yang dapat kita teladani. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Atau, bersama kita bisa. Jangan lagi kita mengedepankan ego, namun kita harus bekerja sama dan bergotong –royong dalam mencapai tujuan yang kita inginkan.

Jika memperhatikan lagi ketiga orang nenek tadi. Juga orang-orang di sekitar . Mereka begitu bergembira. Memuas-muaskan diri menikmati sakura dengan cara piknik ataupun berfoto ria. Tak ingin kehilangan momen penting: mekarnya sakura. Suami saya memberi info, sakura berumur hanya satu minggu. Satu minggu! Pantas saja orang-orang Jepang itu begitu menikmati sakura. Sebentar lagi dia akan gugur dan jatuh ke tanah. Tak ada lagi sakura yang indah dan menawan itu.

Umur sakura yang singkat ini melambangkan kefanaan, atau ketidak abadian. Kefanaan ini lagi-lagi cocok sekali bila dikaitkan dengan manusia. Hidup manusia di dunia ini sangat singkat. Selanjutnya dia akan meninggal dan kembali kepada Sang Khalik. Hendaknya kita mempergunakan waktu yang singkat ini dengan sebaik-baiknya. Isilah dengan mengerjakan amal yang berguna, jangan melakukan kemaksiatan, maupun kemungkaran. Sayang sekali kalau hidup ini dihambur-hamburkan dengan melakukan hal-hal yang tidak jelas dan yang sia-sia.

Rabu, 07 April 2010

Kau Harus bersabar...teman...smua kan tiba pada waktunya...santai saja kawan...kau pasti bisa...tenang saja kawan...hadapilah semua....biarkanlah sedih itu berlalu......

Ya smua kan tiba pada waktunya dimana semua pertanyaan atas ujian yang terjadi pada manusia kan mendapatkan hikmahnya. Sebuah proses yang terkadang kita lupakan itu adalah sebuah petunjuk yang patut kita syukuri dan kita jalani untuk mendapatkan yang terbaik dariNya. Walupun terkadang menyesakkan dada, memusingkan pikiran dan melelahkan raga....semua yang harus terbayar dengan pengorbanan yang besar untuk mendapatkan yang besar. Kegagalan yang tak berarti karena berkali-kali merasakan kegagalan tak hanya mmebuta pross itu semakin pahit untuk diajalankan. harapan yang dielukan menjadi harapan yang terindaha suatu hari nanti.

Kelalaian, hal sepele yang membuat ruang gerak merasa nyaman-nyaman saja tak enyah dari keseharian, membuat para inspirasi terkadang berhenti ditengah jalan dan mungkin enggan untuk menghampiri. Amanah yang mungkin tidak banyak tapi banyak memerlukan waktu untuk menjalankannya membuat kita terkadang lupa akan waktu yang diberikaNya itu untuk dipersiapkan dan dimanage dengan baik. Ketidak perdayaan diri yang merasa santai dan tak peduli akan pentingnya pemetaan tujuan yang akan dicapai membuat waktu yang hilang begitu banyak ddan tak sadar saatnya waktu itu menagih amanah itu...kita belum memiliki persiapan apapun.


ALLAH TAU SEBERAPA KETERBTASAN MANUSIA DAN ALLAH TAU APA YANG TERBAIK UNTUK HAMBANYA...TAPI APAKAH KITA TAU APA YANG TERBAIK DARINYA UNTUK KITA..................??Wallahu a'lam bisshowwab.....